Sunday, January 26, 2020

Makalah Hadis Tentang Hajar Aswad dari Surga (Sunan Nasa’i No. 2886)


A.Pendahuluan
Hajar Aswad adalah sebuah batu dari surga yang disimpan di salah satu sudut Ka’bah dan digunakan sebagai titik awal memulai thawaf.  Hajar Aswad merupakan jenis batu ruby yang diturunkan Allah dari surga melalui malaikat Jibril. Hajar Aswad terdiri dari delapan keping yang terkumpul dan diikat dengan lingkarang perak. Batu hitam itu sudah licin karena terus menerus dikecup, dicium dan diusap-usap oleh jutaan umat dari Nabi Adam as.

Kita semua tahu jika Hajar Aswad hanyalah batu yang tidak memberikan mudharat dan juga manfaat, begitu juga dengan Ka’bah, ia hanyalah bangunan yang terbuat dari batu. Akan tetapi yang kita lakukan dalam prosesi melakukan ibadah haji tersebut lebih baik kita niatkan sekedar untuk mengikuti ajaran dan sunnah Nabi Muhammad saw.  Selain itu, keberadaan hajar aswad sendiri memiliki eksistensi tersendiri baik diantara umat Islam maupun umat non Islam. Eksistensi hajar aswad dapat kita lihat dari zaman terdahulu hingga sekarang, hal tersebut dibuktikan dengan adanya kegiatan perebutan hajar aswad oleh bebrapa kelompok atau kaum yang saling ingin menguasai dan memiliki batu tersebut, karena batu tersebut merupakan batu yang berasal dari surga.

Allah swt memerintahkan kita untuk thawaf mengelilingi Ka’bah dan Dia pula yang telah memerintahkan untuk mencium Hajar Aswad. Rasulullah juga melakukan semua itu dan tentu saja apa yang dilakukan oleh beliau pastilah berasal dari Allah. Banyak dari sahabat Nabi Muhammad saw. yang meriwayatkan hadis tentang Hajar Aswad, diantaranya yaitu Ibnu Abbas. Dalam makalah ini membahas tentang hadis Sunan Nasa’i No. 2886 yang menyebutkan tentang Hajar Aswad berasal dari surga, yaitu dimulai dari pembahasan tentang kritik sanad, kajian tematis komprehensif, kajian konfirmatif, analisis realita historis, analisis generalisasi dan kajian praksis.

B.Pembahasan
1.Kritik Sanad
Kritik sanad merupakan kritik ekstern. Sebagai bagian dari naqd al-hadis, naqd as-sanad merupakan ilmu yang secara spesifik memfokuskan bahasan dan penelitian pada keberadaan para periwayat atau transmitter hadis. Dalam disiplin ilmu kritik hadis dikenal dua metode; kritik ekstern (an-naqd al-khariji) dan kritik intern (an-naqd ad-dakhili). Maksud dari kritik ekstern adalah kritik sanad. 

Sanad mengandung dua bagian penting, yaitu nama-nama periwayat dan lambang-lambang periwayatan hadis yang telah digunakan oleh masing-masing periwayat dalam meriwayatkan hadis. Para ulama hadis berpendapat akan pentingnya kedudukan sanad dalam riwayat hadis. Oleh karena itu, suatu berita yang dinyatakan sebagai hadis Nabi oleh seseorang, tetapi tidak memiliki sanad sama sekali, dinyatakan sebagai hadis palsu (maudlu’). Berdasarkan pada terminologi kritik yang digunakan dalam ilmu hadis, secara sederhana dapat dipahami bahwa penyeleksian hadis yang dimaksud ditekankan pada aspek sanadnya. Sehingga dari kajian tersebut melahirkan istilah sahih al-isnad dan dha’if al-isnad. Adapun yang menjadi pokok pembahasan dalam makalah ini yaitu tentang hadis Sunan Nasa’i no. 2886 (Kitab: Manasik Haji, Bab: Hajar Aswad).

أَخْبَرَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ يَعْقُوبَ قَالَ حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ دَاوُدَ عَنْ حَمَّادِ بْنِ سَلَمَةَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ السَّائِبِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْحجَرُ الْأَسْوَدُ مِنْ الْجَنَّةِ

Artinya: “Telah mengabarkan kepada kami Ibrahim bin Ya’qub, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Musa bin Daud dari Hammad bin Salamah dari ‘Atho bin As-Saib dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu Abbas bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda “Hajar Aswad berasal dari Surga”.


Silahkan anda bisa mengunduh file pdf dengan klik tombol dibawah ini.
>> Download <<

No comments:
Write comments

Silahkan berkomentar demi untuk membangun web kami ke yang lebih baik. Terimakasih telah berkunjung.