PENTINGNYA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ERA GLOBALISASI
Oleh: Muhammad Mughnil Labib
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih berakibat pada perubahan tatanan sosial dan moral yang dahulu sangat dijunjung tinggi, akan tetapi kini tampak kurang diindahkan. Dampak dari berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut juga berpengaruh terhadap globalisasi.
Globalisasi menyebabkan arus yang cukup cepat dan akibatnya tidak dapat terbendung serta banyak dan beragam arus informasi. Arus informasi tersebut tidak hanya berpengaruh terhadap pengetahuan, tetapi juga berpengaruh terhadap nilai-nilai pendidikan agama Islam. Berkembangnya kebiasaan yang mengglobal dalam gaya hidup, seperti pola kebiasaan makan, pola berpakaian dan kegiatan lainnya yang seragam khususnya dikalangan kaum muda, berimplikasi pada banyak aspek. Sehingga, nilai-nilai agama semakin ditinggalkan, karena dianggap kuno dan sementara mereka yang mengikuti trend masa kini dianggap lebih modern dan maju.
Pada era globalisasi tuntutan kebutuhan hidup yang semakin tinggi, berdampak pada kecenderungan manusia untuk bergaya hidup konsumerisme, materialisme, kecenderungan akan kekerasan. Dalam hal ini dapat menyebabkan penyimpangan yang terjadi dimana mana. Banyak kasus-kasus yang terjadi, seperti pergaulan bebas, serta tindakan kriminalitas lainnya. Dengan adanya penyimpangan tersebut maka perlu untuk meneguhkan kembali pendidikan agama sebagai solusi dalam perbaikan moral di era globalisasi ini. Untuk itu, kita tidak dapat menolak terhadap apa saja yang datang bersama dengan arus globalisasi tersebut. Kita seharusya dapat memanfaatkan globalisasi demi kemajuan ekonomi, sosial, politik dan budaya. Dan disamping itu kita juga harus membentenginya dengan nilai-nilai luhur dan niai-nilai moral agama. Salah satu upaya yang dilakukan untuk menangkal pengaruh globalisasi adalah melalui jalur pendidikan, terutama pendidikan agama Islam.
Pentingnya pendidikan agama Islam di kalangan milenial sebagai benteng melawan perkembangan teknologi dan akan lebih menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan nilai-nilai moral agama.
Disini, pendidikan agama dijadikan sebagai dasar dalam menciptakan moral ketaqwaan dalam menciptakan pribadi seseorang agar dapat melaksanakan peranan dalam menuntut pengetahuan tentang ajaran agama. Pendidikan agama sangatlah penting bagi kita semua disamping pendidikan yang lainnya. Pendidikan agama juga mempunyai harapan lebih, yaitu sebagai wujud perubahan moral pada generasi muda sekarang yang semakin lama semakin memburuk.
Transformasi pendidikan dimaknai sebagai proses perubahan secara terus-menerus menuju kemajuan. Kata “kemajuan” ditandai dengan karakter, budaya, dan prestasi. Pendidikan Islam dikatakan maju jika menang bersaing dengan sekolah modern. Pada pertengahan tahun 1970-an, lembaga pendidikan Islam pada umumnya relatif jauh tertinggal dari sekolah modern. Pada tahun 1980-an muncul beberapa lembaga pendidikan Islam yang mulai berkembang. Pada tahun 1990-an mulai banyak lembaga pendidikan Islam yang mengalami kemajuan. Kemudian pada tahun 2000-an sudah mulai banyak sekolah Islam yang mampu bersaing dengan sekolah negeri dan sekolah non-Islam. Mulai tahun 2011 lebih banyak lagi lembaga pendidikan Islam yang lebih bagus dari sekolah negeri dan sekolah non-Islam. (Sutrisno dan Suyatno 2015, 46).
Dapat kita ketahui disini, bahwa pendidikan Islam sangat berkembang pesat dan merupakan pendidikan yang sangat penting bagi kita. Akibat dari majunya pendidikan Islam memberikan dampak yang baik bagi para peserta didik. Salah satu hal yang tidak terlepas untuk mewujudkan pendidikan agama Islam yakni diperlukannya seorang pengajar atau guru. Sosok guru dalam dunia pendidikan menjadi unsur utama. Oleh karena itu, guru sangat dibutuhkan.
Tugas utama dari seorang guru pendidikan Agama Islam, bukan hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran, melainkan menjadi role model bagi siswa-siswanya. Artinya, seorang guru harus mampu menjadi uswatun khazanah (teladan yang baik) dari materi-materi yang diajarkan dikelas.
Uswatun khazanah merupakan salah satu metode penting bagi penanaman nilai-nilai karakter bagi anak didik. Metode ini dinilai penting karena anak didik dapat secara langsung mengamati model perilaku, baik perilaku kognitif, afektif, maupun psikomotorik dari model yang akan ditiru. (Sutrisno dan Suyatno 2015, 145).
Seorang guru diharapakan dapat menjadi teladan para peserta didiknya, karena peserta didik melihat langsung perilaku guru tersebut. Perilaku kognitif, mencakup kegiatan mental (otak). Upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk kegiatan kognitif. Berkenaan dengan ingatan atau pengetahuan dan kemampuan intelektual serta keterampilan. Selanjutnya perilaku afektif merupakan ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ciri-ciri hasil belajar afektif tampak pada peserta didik dalam berbagai macam tingkah laku. Sedangkan psikomotorik, berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah mendapat pengalaman belajar tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Sutrisno dan Suyatno. Pendidikan Islam di Era Peradaban Modern. (Yogyakarta: Prenadamedia, 2015).
No comments:
Write commentsSilahkan berkomentar demi untuk membangun web kami ke yang lebih baik. Terimakasih telah berkunjung.